Air Susu Ibu (ASI) ternyata menjadi senjata utama menghadapi alergi.
Penyakit akibat alergi erat kaitannya dengan daya tahan tubuh anak. Hal
ini dikatakan Kepala Divisi Paediatric, Gastroenterology and Hepatology
di Dr. v. Haunersches Kinderspital di Ludwig Maximilians University of
Munich, Jerman Prof. Sibylle Koletzko. "ASI adalah makanan terbaik bagi
bayi," ujarnya.
ASI terbukti mendorong perkembangan bakteri sehat
pada usus, mengurangi risiko infeksi pernafasan atau pencernaan,
bermanfaat untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi, dan promosi
toleransi oral.
Setelah pemberian ASI eksklusif selama enam bulan,
barulah makanan pendamping bisa diberikan. Makanan perangsang alergi
seperti kelompok kepiting dan udang, kacang, makanan laut, telur serta
susu sapi bisa mulai diberikan. Tujuannya adalah menimbulkan toleransi.
Namun,
tindakan ini dibarengi juga pemberian ASI. Variasi sumber makanan yang
berbeda dalam jumlah besar dapat diberikan pada setengah tahun kedua.
Pengenalan makanan yang ditunda di kemudian hari tidak menunda terkena
risiko alergi.
Apabila menyusui menyebabkan alergi, disarankan
memberikan formula hidrolisa parsial dengan 100 persen protein whey.
Alergi merupakan salah satu penyakit yang diturunkan secara genetis.
Pada
awal 1970-an Koletzko mengungkapkan, prevalensi alergi secara umum
berkisar kurang dari 10 persen. Tetapi saat ini prevalensi alergi
berkisar 20 persen sampai 30 persen. Hal ini berarti prevelensi
meningkat 3 kali lipat.
Faktor genetik, pola makan, gaya hidup,
dan asap rokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadi alergi
pada anak. Dari faktor genetik frekuensi risiko berkisar 20 persen
sampai 85 persen. Pada usia dini, tanda-tanda reaksi alergi adalah
kelainan kulit (ruam merah) dan gangguan saluran cerna (muntah).
Dengan
bertambahnya usia, reaksi alergi utama adalah pada sistem pernapasan
seperti asma serta rhinitis. Untuk jenis alergi ini, bahan penyebab
alergi sangat bervariasi. Mencakup makanan, debu, bulu hewan, serbuk
sari, kutu tungau (house-dust mites).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar