Rabu, 27 Juli 2011

Sudah Tak Sabar Menonton Timnas Garuda di GBK

Sudah delapan bulan lamanya pecinta sepak bola Indonesia tidak menyaksikan penampilan timnas Indonesia di stadion legendaris, Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Bambang Pamungkas dkk terakhir kali beraksi di ajang Piala AFF 2010 pada Desember tahun lalu.

Setelah itu kegiatan timnas praktis mati suri karena konflik kepemimpinan PSSI. Selama berbulan-bulan pecinta bola tanah air disuguhkan egoisme dari para pemilik suara dan pengurus PSSI untuk memperebutkan jabatan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI.

Ditambah ketidakjelasan sikap FIFA terhadap krisis kepemimpinan PSSI yang semakin menambah ruwet masalah.

Tapi setelah Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman terpilih sebagai ketua umum dan wakil ketua umum PSSI, optimisme meraih prestasi melambung tinggi. Apalagi duet Djohar dan Farid didukung pengusaha minyak yang gila bola, Arifin Panigoro.

Meski beberapa keputusan Djohar-Farid dikritik seperti memecat Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal atau menyapu bersih sisa-sisa kepengurusan PSSI era Nurdin Halid, padahal beberapa di antaranya dinilai punya kompetensi soal pengelolaan sepak bola.

Masyarakat bola kini perhatiannya teralihkan ke penampilan timnas di pra-Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan. Di laga pertama di Ashgabat, Sabtu (23/7) pekan lalu, tim garuda mampu menahan imbang Turkmenistan dengan skor 1-1.

Padahal kondisi lapangan saat itu sangat buruk, dengan permukaan rumput yang tidak rata. Meski penampilan negara pecahan Uni Soviet tersebut bisa dibilang tidak luar biasa, toh penampilan timnas merah putih tetap dipuji.

Mantan pelatih timnas, Danurwindo menilai kalau hasil imbang di Ashgabat karena kualitas dan kekompakan pemain. Walau lebih dari enam bulan tidak bersama, chemistry Firman Utina dkk dinilai masih padu.

Kualitas asisten pelatih Rahmad Darmawan juga menjadi faktor penunjang. Rahmad memang sudah paham kualitas pemain Indonesia. Perwira korps Marinir itu juga punya kemampuan memompa mental pemain dan peracik strategi yang baik.

Peran pelatih kepala baru, Wim Rijsbergen bisa dibilang belum menonjol. Hanya saja sejumlah media nasional memberitakan kalau Rijsbergen punya peran soal menentukan taktik di Ashgabat. Rijsbergen langsung mengubah pola permainan timnas sesaat setelah melihat kondisi lapangan di sana.

Lalu bagaimana dengan penampilan timnas di GBK, Kamis (28/7)? Melihat penampilan dan kepercayaan diri timnas ditambah pemberitaan media, tak aneh jika Kamis (28/7) nanti kawasan Senayan akan kembali memerah.

Kami pun menanti kemenangan dan permainan indah timnas merah putih. Mari kita dukung dan doakan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WELCOME TO BLOG KEVIN FARELL

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Like Button